Setia Kangen Water Bali Delivery Service

Screenshot_10-removebg-preview

Diskusi Pasien Dan Dokter Tentang Hipertensi

 

DISKUSI PASIEN & DOKTER TENTANG HIPERTENSI:

“Assalamualaikum. Dok, punten mau tanya kalo hipertensi saya harus konsumsi obat terus menerus? Kalo yang kemarin sudah habis obatnya dok perlu beli lagi bebas, apa di cek lagi nanti ? Haturnuhun.”

Jawabannya biar lebih mudah dipahami, disajikan dalam bentuk dialog yang terinspirasi obrolan yang mungkin sudah ratusan kali terjadi di ruang praktek saya, dengan para pasien hipertensi dan keluarganya.

Semoga bisa menambah wawasan dan makin sehat. Bila dirasakan bermanfaat, mohon dishare ke relasi dan keluarganya yah. Semoga bisa jadi amal jariyah bagi kita semua.

 

MENGAPA SIH HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI) PENTING UNTUK DIOBATI DOK?
Jawab:
Karena hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke di Indonesia dan di seluruh dunia. Mereka dengan hipertensi yang tidak terkontrol memiliki risiko terkena penyakit jantung dan stroke yang jauh lebih tinggi dalam 10-20 tahun ke depan, dibanding mereka yang tidak memiliki hipertensi. Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah rutin dan kelainan mata yabng berat hingga kebutaan.

JADI INTINYA DOK?
Jawab:
Penyakit hipertensi penting untuk diobati atau dikontrol karena terutama dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke, selain gangguan ginjal dan kelainan mata. Biar lebih jelas lagi: Mengapa penyakit hipertensi lebih penting diobati dibandingkan penyakit alergi, panu, kadas, kurap dll, misalnya? Jawabannya: Karena penyakit alergi dan penyakit panu, walaupun mengganggu, tidak akan menyebabkan komplikasi jangka panjang yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.

KALO PENYAKIT JANTUNG DAN STROKE, KENAPA SIH PENTING UNTUK DIHINDARI?
Jawab:
Karena penyakit jantung dan stroke merupakan dua penyakit utama (nomor 1 dan nomor 2) penyebab kematian di Indonesia dan di seluruh dunia. Ilustrasi agar lebih terlihat kepentingannya, dari 10 penyebab utama kematian akibat di Indonesia misalnya, gabungan kematian akibat penyakit jantung dan stroke hampir sama jumlahnya dengan gabungan kematian akibat 8 penyebab lainnya.

MENGAPA HIPERTENSI SULIT DITANGANI DAN SERING MENIMBULKAN KOMPLIKASI JANGKA PANJANG YANG MENGANCAM JIWA?
Jawab:
1. Karena sebagian besar (lebih dari 95%) pasien dengan hipertensi menderita jenis hipertensi yang tidak bisa sembuh (hipertensi esensial). Jadi apabila seseorang misalnya pertama kali menderita hipertensi di usia 40 tahun, maka kemungkinan besar di usia 70 tahun, bila tidak mendapat terapi (minum obat, olahraga, diet dll), orang ybs tetap akan menderita hipertensi sampai tutup usia.
2. Karena hipertensi tidak memiliki gejala yang bermakna. Berbeda dengan mitos yang ada di masyarakat, sebagian besar penderita hipertensi justru tidak memiliki keluhan apa-apa. Karena tidak memiliki gejala yang berarti, banyak pasien yang tidak mengobati tekanan darah tingginya karena tidak merasakan keluhan apa-apa.
3. Karena belum bisa sembuh dan tidak memiliki banyak gejala, banyak orang yang tidak mampu disiplin berobat dalam jangka panjang untuk mengontrol tekanan darahnya.

BAGAIMANA CARA MENGONTROL HIPERTENSI DI DUNIA KEDOKTERAN, DAN APAKAH CARA TERSEBUT EFEKTIF UNTUK DITERAPKAN DALAM JANGKA PANJANG?
Jawab:
Cara mengontrol hipertensi adalah dengan melaksanakan diet rendah garam, olahraga intensitas sedang 150 menit per minggu, dan minum obat hipertensi secara teratur disiplin terus menerus SEUMUR HIDUP. Apakah cara ini efektif? Tentu saja, dengan satu syarat. Apa syaratnya? Ya itu tadi, ketiga cara tadi harus bisa dilaksanakan secara disiplin dalam jangka panjang sampai menutup usia.

BERAPA TINGKAT KEBERHASILAN KETIGA CARA TERSEBUT?
Jawab:
Berbagai penelitian membuktikan betapa rendahnya tingkat kepatuhan pasien dalam hal menjalankan program diet, olahraga, atau minum obat teratur dalam jangka panjang.

Suatu telaah kepustakaan tentang kepatuhan terapi mempelajari 2095 penelitian sejak tahun 1970 hingga 2005 di berbagai jurnal kedokteran. Terungkap bahwa kepatuhan minum obat pada penyakit kronis (misalnya hipertensi, diabetes, dll) rata-rata mencapai tidak lebih dari 40-50%. Sementara kepatuhan pada perubahan gaya hidup (diet dan olahraga) malah jauh lebih rendah. Rata-rata hanya 20-30% pasien saja yang bisa disiplin berolahraga dan melaksanakan diet yang sehat dan ketat dalam waktu yang lama.

APA KONSEKUENSINYA BILA PASIEN TIDAK BISA MELAKSANAKAN PROGRAM TERAPI HIPERTENSI DALAM JANGKA PANJANG?
Jawab:
Maka tekanan darah pasien perlahan tapi pasti akan meningkat lagi, sehingga timbulnya komplikasi penyakit jantung, stroke, dll menjadi tidak terhindarkan lagi.

ANGGAPLAH PASIEN DAPAT DISIPLIN MELAKSANAKAN DIET, OLAHRAGA, DAN MINUM OBAT TERATUR SEUMUR HIDUP DAN TEKANAN DARAHNYA SELALU TERJAGA DI BATAS NORMAL. APAKAH DIJAMIN PENYAKIT JANTUNG, STROKE, GAGAL GINJAL, KEBUTAAN BISA DIHINDARI?
Jawab:
Belum pasti.

LOH KOK GITU?
Jawab:
Karena faktor risiko jantung/stroke dan penyakit berat lainnya tidak hanya hipertensi semata. Masih ada faktor risiko lain, seperti gula darah, berat badan yang berlebih, dan kolesterol yang tinggi. Pasien yang bersangkutan juga harus dapat menjaga kolesterolnya dalam batas normal, berat badannya dalam batas normal, dan gula darahnya dalam batas yang normal SEUMUR HIDUP.

APAKAH OBAT DARAH TINGGI DAN DIET RENDAH GARAM BISA JUGA MENURUNKAN BERAT BADAN, GULA DARAH, DAN KOLESTEROL?
Jawab:
Ya nggak lah.

JADI?
Jawab:
Pasien selain minum obat darah tinggi, juga harus minum obat kolesterol, obat gula darah (bila menderita diabetes misalnya), diet rendah lemak, diet rendah karbohidrat, sambil terus berolahraga secara teratur. Berat badan yang berlebih juga harus diturunkan, dengan obat-obatan atau dengan berbagai metode lain yang ada di pasaran.

SUSAH JUGA YA DOK?
Jawab:
Memang.

ADA CARA YANG LEBIH GAMPANG NGGAK SIH?
Jawab:
Hmm…

(Bersambung)
Oleh: Dr Andi Pratama Dharma…