Setia Kangen Water Bali Delivery Service

Screenshot_10-removebg-preview

Manfaat Air Kaya Hidrogen/ Ionized Water/ Kangen Water Untuk Diabetes

 

 

 

Penjelasan manfaat air kaya hidrogen/electrolized reduced water/kangen-water untuk diabetes oleh Dr Andi Pratama Dharma- internist 

 

 

 

Mengenal penyakit diabetes

 

 

  

 

 

 Mencegah diabetes  

 

 

 

Uji coba klinis pada pasien diabetes tipe 2 dan glukosa toleransi terganggu menunjukkan bahwa meminum air hidrogen (900 mL) selama 8 minggu menurunkan glukosa toleransi yang dinormalisasi dan meningkatkan resistensi insulin pada mayoritas pasien yang diobati. 

 

 

 

 

Pengendalian Diabetes dengan Kangen Water 

 

 

Diabetes adalah penyebab utama kematian dan menjadi epidemi global. 

 

Pada tahun 2025 diabetes akan mempengaruhi 300 juta orang dan akan menjadi salah satu penyebab kematian yang utama, menurut American Diabetes Association. Kebanyakan orang bahkan tidak tahu mereka memilikinya – itu mengapa disebut sebagai pembunuh SILENT. 

 

Diabetes yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan kadang-kadang fatal pada jaringan, organ dan pembuluh darah. 

 

Penyakit ini sekarang menimpa orang-orang muda di usia dua puluhan dan tiga puluhan. Diobati diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bisul, gangren, amputasi limbsm, kehilangan penglihatan, dan gagal ginjal, di antara masalah lain. 

 

Selama sepuluh tahun terakhir, dokter Jepang telah menemukan pengobatan yang efektif untuk diabetes, menurut film dokumenter yang ditayangkan Public Television di Jepang. 

 

Penelitian dan pengalaman klinis mengobati pasien dokumen bahwa mengobati ulkus diabetes dengan electrolytically direstrukturisasi Kangen water adalah alternatif yang efektif dibanding amputasi. 

 

Kangen water saat ini banyak digunakan dengan banyak keberhasilan untuk menyembuhkan bisul debubitus (luka baring) di rumah sakit di Jepang dan Rusia. 

 

Ada banyak pusat tes rumah sakit yang terletak di Jepang yang telah mendokumentasikan perbaikan ulkus diabetes menggunakan heksagonal Kangen water (8,5-9,5 pH), dan Strong acid air asam kuat, (2,5 pH). 

 

 

 

Treatment menggunakan proses dua langkah:  

 

 

Pertama, pasien diabetes direndam pada daerah yang terkena dengan ulkus atau gangren pada pH 2,5, bermuatan positif, (1100 mV), Strong Acidic Water yang mengandung karbonat, klorida, sulfat dan nitrat petikan asam disuplai oleh fasilitas pengolahan. 

 

Selain itu, mereka mengkonsumsi 9-9,5 pH Kangen water yang memiliki ORP terukur minimal -250 mV, menyediakan elektron bebas yang cukup untuk memberantas radikal bebas yang merusak pada pasien yang terkena diabetes.  

 

Kangen Water dibentuk untuk dapat mudah diserap oleh mineral alkali ion. 

 

Kangen Water telah di restrukturisasi secara eletrolysis – terionisasi – dan mempunyai ukuran molekul cluster terkecil dan bentuk heksagonal, secara signifikan meningkatkan hidrasi, meningkatkan oksigenasi dan membantu sirkulasi.  

 

Kandungan yang terdapat dalam Kangen Water tersebut diatas dapat membantu untuk dapat meningkatkan kesehatan pasien diabetes. 

 

Dokter Jepang percaya diabetes disebabkan oleh sekresi pada insulin. 

 

Sel beta pankreas, rusak oleh atom oksigen aktif yang dikenal sebagai radikal bebas, yang diyakini bertanggung jawab untuk penurunan produksi insulin. 

 

Dokter percaya Kangen water membantu tubuh untuk membangun kembali struktur sel menggunakan mineral alkali ionik dan bahan lainnya. 

 

Bisul dan luka disembuhkan dan dilindungi dari serangan bakteri menggunakan Strong Acidic Water pH 2,5. 

 

Di Jepang, pasien banyak membeli perangkat Kangen Water sekelas peralatan rumah sakit untuk dapat digunakan di rumah. dengan cara ini memungkinkan pasien diabetes minuman sehari-hari adalah air terionisasi segar di rumah. 

 

Perlakuan yang sama yang diterima di rumah sakit bisa dilanjutkan di rumah. Mesin kangen water sudah tersedia di AS dari Enagic USA, Inc. 

 

Seiring waktu, konsumsi rutin Kangen water yang terionisasi dapat mengurangi kebutuhan insulin sebanyak 30-50% sesuai dengan penelitian-penelitian dan pengalaman klinis di Jepang. 

 

Michael baru-baru ini didiagnosis, diabetes tipe II. Michael mengomsumsi obat oral untuk mengontrol kadar gula darahnya. 

 

Dalam seminggu minum kangen water, ia mampu mengurangi dosis Glucophage menjadi setengah, gula darahnya kembali normal. 

 

“Setelah beberapa minggu di minum kangen water mulai jarang minum Glucophage sama sekali,” katanya kepada kami. 

 

“Tekanan darah saya juga menjadi normal, dan saya jarang minum obat penghilang rasa sakit lebih sedikit untuk masalah punggung kronis.” 

 

Peneliti air, Mu Shik Jhon, PhD telah mengusulkan sebuah mekanisme untuk efek ini.  

 

Analisis resonansi magnetik nuklir menunjukkan bahwa lingkungan air sekitarnya sel kanker dan sel diabetes kurang terstruktur dan air di sekitarnya dapat bergerak lebih bebas bahwa air di sekitar sel-sel normal. 

 

“Kedua kanker dan diabetes memiliki fitur umum,” tulisnya dalam bukunya The Water Puzzle, “penghancuran struktur air pada tingkat sel.” 

 

Ketika struktur heksagonal air dekat sel terganggu, sel-sel lebih rentan terhadap rangsangan eksternal dan lebih lemah dan lebih rentan terhadap kerusakan dan mutasi genetik. 

 

Penelitian sekarang menunjukkan bahwa meningkatkan lingkungan air pada tingkat sel dapat kembali kanker atau sel diabetes ke keadaan normal.  

 

Ketika individu mengkonsumsi Kangen Water, environtment air selular kembali membaik, berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan. 

 

Ada sejumlah laporan yang mengindikasikan bahwa Kangen Water dapat menghentikan perkembangan kanker dan diabetes. 

 

PILAR KELIMA DIABETES MELITUS 

 

Oleh:

Andi Pratama Dharma

Spesialis Penyakit Dalam

Divisi AntiAging & ERW Centre

Klinik Interna Medika Karawang 

 

Diabetes Melitus (DM, atau dikenal di masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis), adalah penyakit yang ditandai dengan gula darah yang tinggi, sebagai akibat adanya gangguan pada produksi ataupun kerja dari hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas. 

 

Diabetes merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan di negara maju maupun berkembang seperti di Indonesia. 

 

Pada tahun 2011 saja, hampir 15 juta dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia (atau sekitar 5,7%) menderita diabetes. Di Amerika Serikat (AS), hampir 26 juta penduduknya menderita diabetes (8,3% dari seluruh populasi), yang telah mulai diderita bahkan sejak usia 20 tahun. 

 

 

 

 

Berbagai komplikasi menakutkan dari penyakit ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, antara lain: 

 

 

 

– penyakit jantung koroner, mulai serangan jantung hingga lemah jantung dengan gejala nyeri dada serta sesak nafas;

 

 

– stroke dengan gejala seperti lumpuh sebelah dan bicara rero;

 

 

– gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah seumur hidup;

 

 

– gangguan mata yang menyebabkan katarak hingga kebutaan;

 

 

– luka di kaki yang sulit sembuh hingga harus diamputasi;

 

 

– impotensi dan gangguan seksual; dan masih banyak lagi.

 

 

 

Pengelolaan para diabetisi terangkum dalam apa yang disebut sebagai 4 pilar pengelolaan diabetes: 

 

 

 

– diet yang disiplin 

 

– olahraga teratur 

 

– obat antidiabetes dan suntikan insulin

 

– edukasi yang berkelanjutan. 

 

 

Karena diabetes adalah penyakit yang belum dapat disembuhkan, keempat pilar tadi harus dilaksanakan terus menerus dengan konsisten sepanjang usia, selama hayat masih dikandung badan. 

 

 

 

Bila dilakukan secara disiplin di bawah pengawasan dokter, para diabetisi dapat menjalani hidup yang normal dan mampu mencegah (atau setidaknya memperlambat) terjadinya berbagai komplikasi yang menakutkan di atas. 

 

Masalahnya, sebagian besar pasien mengalami kesulitan untuk terus menerus menjalankan keempat pilar tadi secara disiplin dan berkesinambungan. 

 

Sejak ditemukan mesin elektrolisis yang dapat merubah air biasa menjadi air alkali, penelitian mengenai manfaat air alkali semakin meluas di berbagai belahan dunia, salah satunya dalam mengelola pasien-pasien dengan gula darah yang tinggi. 

 

Metode minum air alkali ini berpotensi menjadi pilar kelima yang mudah, murah, efektif, dan efisien dalam pengelolaan diabetes. 

 

Berikut ini beberapa penelitian mengenai manfaat air alkali pada penyakit diabetes, efeknya pada berbagai komplikasi diabetes, serta efek perlindungan air alkali pada pankreas, organ penghasil hormon insulin. 

 

(Karena dihasilkan melalui proses elektrolisis, air alkali dikenal sebagai Electrolyzed Reduced Water (ERW), dan disebut juga sebagai Hydrogen Rich Water (HRW) karena mengandung banyak ion hidrogen yang memiliki fungsi sebagai antioksidan. 

 

 

 

Artikel ilmiah pertama meneliti salah satu air alkali alami, yaitu air Zamzam dan manfaatnya pada pasien-pasien diabetes.

 

 

JURNAL KE-1 

Zamzam Water Ameliorates Oxidative Stress and Reduces HemoglobinA1c in Type 2 Diabetic Patients. Bambosa A, et al. J. Diabetes Metab. 2013.

Judul: Air Zam-zam menghambat stres oksidatif dan menurunkan kadar HbA1C pada pasien diabetes tipe 2.

Kesimpulan: Air Zam-zam adalah air alkali alami yang dapat meningkatkan potensi antioksidan. Penelitian yang melibatkan 49 pasien diabetes selama dua bulan ini membuktikan bahwa pemberian air Zam-zam dapat meningkatkan kadar dan kapasitas antioksidan di dalam darah dan menurunkan kadar HbA1C (parameter rata-rata gula darah dalam tiga bulan terakhir) pada pasien-pasien diabetes secara bermakna.

 

 

JURNAL KE-2

Advanced research on the health benefit of reduced water. Shirahata S et al. Journal Trend in Food Science & Technology, 2012
“In Japan, research on functional water, especially on reduced water, is developing at a rapid pace. Reduced water such as electrochemically reduced water and natural reduced water can scavenge reactive oxygen species in cultured cells. Reduced waters are expected to have preventive and positive effects on oxidative stress-related diseases such as diabetes, cancer, arteriosclerosis, neurodegenerative diseases, and side effects of hemodialysis.” 

 

(Di Jepang, penelitian tentang air fungsional, terutama air tereduksi, berkembang dengan pesat. Air tereduksi seperti air yang direduksi secara elektrokimia (electrolyzed reduced water) maupun tereduksi secara alami (natural reduced water) dapat menangkap senyawa oksigen reaktif (radikal bebas) pada kultur sel percobaan. Air tereduksi diharapkan memiliki efek pencegahan dan pengobatan pada berbagai penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif seperti diabetes, kanker, pengapuran pembuluh darah, penyakit saraf degeneratif, dan berbagai efek samping dari cuci darah.)

 

 

Penelitian 1: 

 

Sebuah penelitian di Jepang pada 411 pasien diabetes tipe 2 (rata-rata berusia 71,5 tahun) yang minum 2 liter air alkali per hari, setelah minum selama 6 hari, sekitar 45% pasien menurun kadar gula darahnya secara bermakna. 

 

Kadar gula dan HbA1c juga terus membaik setelah minum air alkali dalam waktu yang lebih lama. Selain itu, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan kreatinin (fungsi ginjal) ikut membaik secara signifikan. 

 

Bila diminum terus dalam waktu yang lebih lama, jumlah partisipan yang mengalami perbaikan (dari 45% di minggu pertama) terus meningkat secara bermakna.

 

 

Penelitian 2:  

 

Pada penelitian lain di First Central Hospital di China, setelah minum dua liter air alkali selama dua bulan, perbaikan gula darah yang signifikan dilaporkan terjadi pada 89% dari 65 pasien diabetes. 

 

Selain itu, sekitar 92% partisipan mengalami perbaikan pada kadar kolesterol darahnya.

 

 

Penelitian 3: 

 

Sebuah uji klinis tersamar ganda di Universitas Hiroshima Jepang dilakukan pada 100 subjek yang dimulai di bulan November 2008. 

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua liter air alkali yang diminum selama sepuluh bulan ternyata mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa. 

 

Selain itu, para peneliti juga menemukan manfaat tambahan lain, yaitu penurunan tekanan darah, kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida; perbaikan fungsi liver, dan peningkatan kadar leptin secara bermakna (hormon yang salah satunya berfungsi menurunkan nafsu makan dan berat badan).

 

 

 

Penelitian 4: 

 

Sebuah penelitian di “Shanghai Journal of Protective Medicine” tahun 2001 membuktikan bahwa minum air alkali selama 3-6 bulan dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna. 

 

Manfaat tambahan yang diperoleh adalah penurunan kadar kolesterol serta tekanan darah secara signifikan.

 

 

 

 

JURNAL KE-3 

 

Kajiyama, S., et al., Supplementation of hydrogen-rich water improves lipid and glucose metabolism in patients with type 2 diabetes or impaired glucose tolerance.  

 

Nutrition Research, 2008. 28: p. 137–143.
Judul: Suplementasi hydrogen-rich water (HRW) memperbaiki metabolisme lemak dan glukosa pada pasien dengan diabetes tipe 2 dan toleransi glukosa terganggu (pra-diabetes) 

 

Kesimpulan: Sebuah penelitian acak tersamar ganda, dilakukan pada 30 pasien diabetes tipe 2 dan 6 pasien dengan TGT. 

 

Pemberian 900 ml air alkali (air kaya hidrogen) selama 8 minggu terbukti mampu menormalkan tes toleransi glukosa pada pasien pra-diabetes, selain juga memberikan manfaat tambahan mampu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan kadar asam lemak bebas, serta meningkatkan kadar antioksidan di dalam darah. 

 

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa suplementasi air alkali memberikan efek yang bermanfaat pada pencegahan diabetes tipe 2 dan resistensi insulin.

 

 

 

JURNAL KE-4 

 

Anti Type 2 Diabetic Effect and Anti-oxidation Effect in Active Hydrogen Water Administration KK-Ay Mice; Anti-oxidation Effect and Anti Type 2 Diabetic Effect in Active Hydrogen Water. GU, H.Y., et al., Medicine and Biology, 2006. 150(11): p. 384-392. 

 

Judul: Efek antidiabetes dan antioksidasi pada pemberian air hidrogen aktif pada tikus percobaan. 

 

Kesimpulan: Air alkali (hidrogen aktif) yang diberikan selama 107 hari memiliki efek antioksidan dan dapat mengontrol kadar gula darah pada tikus percobaan dengan diabetes tipe 2. 

 

 

JURNAL KE-5 

 

Electrolyzed water reduces urinary protein excretion in the streptozotocin induced diabetic Dahl salt sensitive rats. Ohaski, Y., et al. The FASEB Journal, 2008. 22: p. 947.17.

Judul: Air alkali (ERW) menurunkan eksresi protein pada model tikus percobaan dengan diabetes. 

 

Kesimpulan: Air alkali (electrolyzed water) dapat mengurangi kerusakan ginjal dengan meningkatkan aktivitas antioksidan di dalam darah pada model tikus dengan diabetes.

 

 

JURNAL KE-6 

 

Protective effects of hydrogen saline on diabetic retinopathy in a streptozotocin-induced diabetic rat model. Xiao, X., et al. Journal of Ocular Pharmacology and Therapeutics, 2012. 28(1): p. 76-82. 

 

Judul: Efek proteksi air hidrogen pada diabetes retinopati pada model tikus percobaan dengan diabetes. 

 

Kesimpulan: Air hidrogen memiliki potensi dalam pengelolaan klinis dari diabetes retinopati (komplikasi mata/retina dari diabetes). 

 

 

JURNAL KE-7 

 

Hydrogen-Rich Saline Protects against Ischemia/Reperfusion Injury in Grafts after Pancreas Transplantations by Reducing Oxidative Stress in Rats. Luo ZL, et al. 

 

Mediators Inflamm, 2015. 2015: p. 281985.
Judul: Air kaya hidrogen memberikan perlindungan terhadap kerusakan setelah transplantasi pankreas dengan mengurangi stres oksidatif pada tikus percobaan. 

 

Kesimpulan: Pengobatan dengan air alkali (air kaya hidrogen) mengurangi beratnya kerusakan pankreas pada tikus percobaan, kemungkinan dengan cara mengurangi stres oksidatif dan peradangan. 

 

 

JURNAL KE-8 

 

Hydrogen therapy may be a promising, safe and effective treatment for diabetic erectile dysfunction: a hypothesis. Chen J, et al. Alternative Medicine Studies, 2011. 1(1): p. 11. 

 

Judul: Terapi hidrogen dapat menjadi terapi disfungsi ereksi akibat diabetes yang menjanjikan, aman, dan efektif: sebuah hipotesis 

 

Kesimpulan: Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa molekul hidrogen memiliki efek proteksi terhadap kerusakan akibat stres oksidatif, yang memegang peranan penting dalam disfungsi ereksi akibat diabetes. Selain itu molekul hidrogen sebagai antioksidan juga dapat secara bermakna menurunkan produksi radikal bebas dan memperbaiki fungsi ereksi. 

 

Karena itu, para peneliti mengajukan hipotesis bahwa terapi hidrogen dapat menjadi terapi disfungsi ereksi akibat diabetes yang menjanjikan, aman, dan efektif dengan cara mengurangi produksi radikal bebas. 

 

JURNAL KE-9 

 

Feng, Y., et al., Hydrogen-rich saline prevents early neurovascular dysfunction resulting from inhibition of oxidative stress in STZ-diabetic rats. Curr Eye Res, 2013. 38(3): p. 396-404. 

 

Judul: Air kaya hidrogen mencegah disfungsi neurovaskuler (pembuluh darah serabut saraf) dengan cara menghambat stres oksidatif pada model tikus percobaan dengan diabetes (retinopati diabetikum). 

 

Kesimpulan: Retinopati diabetikum meningkatkan stress oksidatif, yang menyebabkan toksisitas pada saraf dan gangguan pembuluh darah. 

 

Air kaya hidrogen memiliki sifat antioksidan, anti radang, dan menekan kerusakan akibat stres oksidatif. 

 

Penelitian ini membuktikan bahwa air alkali dapat memperbaiki fungsi retina, mengurangi kerusakan jaringan retina, menurunkan stres oksidatif, meningkatkan aktivitas enzim antioksidan, dan memelihara kadar senyawa yang bersifat protektif pada model tikus percobaan dengan retinopati diabetikum. 

 

Disimpulkan bahwa air kaya hidrogen memiliki potensi berharga sebagai modalitas terapi dalam pengelolaan gangguan retina akibat diabetes.

 

 

JURNAL KE-10 

 

Anti-diabetic effects of electrolyzed reduced water in streptozotocin-induced and genetic diabetic mice 

 

Judul: Efek antidiabetes dari electrolyzed reduced water (ERW) pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin maupun tikus bergenetik diabetes. 

 

Kesimpulan: ERW secara bermakna menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki toleransi glukosa pada tikus diabetes, baik model tikus yang secara genetik menderita diabetes maupun yang diberikan toksin streptozotocin sehingga menderita diabetes. 

 

Selain itu ERW juga dapat meningkatkan secara signifikan kadar insulin dalam darah pada tikus yang secara genetik menderita diabetes. 

 

Perbaikan kadar gula darah diperkirakan terjadi peningkatan sensitivitas insulin maupun pelepasan insulin dari pankreas. Data ini menunjukkan bahwa ERW dapat berfungsi sebagai obat anti diabetes oral yang efektif dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme kerjanya dalam menurunkan gula darah.

 

 

JURNAL KE-11 

 

Suppressive effects of electrolyzed reduced water on alloxan-induced apoptosis and type 1 diabetes mellitus. Li Y et al. Cytotechnology. 2011 Mar; 63(2):119-31. Nov 10. 

 

Judul: Efek supresi dari electrolyzed reduced water (ERW) pada apoptosis yang diinduksi alloxan dan diabetes tipe 1 

 

Kesimpulan: Alloxan menghasilkan senyawa reaktif oksigen (radikal bebas) menyebab diabetes tipe 1 pada binatang percobaan akibat kerusakan ireversibel pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin. ERW terbukti mencegah fragmentasi DNA akibat alloxan dan melindungi sel beta pankreas di fase sel su-G1. Kadar gula darah pada tikus diabetes yang diinduksi alloxan juga menurun secara bermakna bila diberi minum dengan ERW. 

 

Hal ini membuktikan bahwa ERW dapat mencegah apoptosis (bunuh diri sel) dari sel beta pankreas dan berkembangnya gejala diabetes tipe 1 pada tikus dengan menurunkan radikal bebas yang diinduksi oleh toksin alloxan.

 

 

AIR ALKALI, DIABETES, & RADIKAL BEBAS

  

 

Para pakar diabetes dunia telah memahami mengenai peranan penting radikal bebas pada pengaturan gula darah serta dalam berkembangnya berbagai komplikasi diabetes. 

 

Berikut ini petikan dari salah satu abstrak penelitian mengenai hubungan radikal bebas dengan diabetes:.

 

THE ROLE OF OXIDATIVE STRESS AND ANTIOXIDANTS IN DIABETIC COMPLICATIONS. Matough FA et al. Sultan Qaboos Univ Med J. 2012. 

 

“Diabetes is considered to be one of the most common chronic diseases worldwide. There is a growing scientific and public interest in connecting oxidative stress with a variety of pathological conditions including diabetes mellitus (DM) as well as other human diseases. Previous experimental and clinical studies report that oxidative stress plays a major role in the pathogenesis and development of complications of both types of DM. On the one hand, hyperglycemia induces free radicals; on the other hand, it impairs the endogenous antioxidant defense system in patients with diabetes.” 

 

(“Diabetes dianggap sebagai penyakit kronis yang paling sering dijumpai di dunia. Berbagai penelitian dan studi klinis membuktikan bahwa stres oksidatif (radikal bebas) memiliki peranan utama dalam patogenesis dan perkembangan berbagai komplikasi diabetes. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi memicu terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh, sekaligus mengganggu sistem pertahanan antioksidan endogen tubuh pasien dengan diabetes.”) 

 

Air alkali yang dihasilkan dengan mesin khusus mengandung ion hidrogen dalam jumlah melimpah, sehingga dikenal juga sebagai Hydrogen Rich Water (HRW). Ion hidrogen dalam air alkali memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi kesehatan, mulai dari antialergi, antiradang, antiapoptosis, dan salah satunya sebagai antioksidan. 

 

Sebagai antioksidan, senyawa hidrogen dalam air alkali ini memiliki beberapa kelebihan khusus antara lain: 

 

1. Karena memiliki berat molekul yang kecil, ion hidrogen dapat dengan mudah menembus membran sel, mitokondria, dan inti sel. Ketiganya merupakan target-target yang menjadi sasaran dari radikal bebas dalam merusak tubuh kita yang lebih sulit dicapai oleh antioksidan lain yang memiliki ukuran molekul yang lebih besar. 

 

2. Karena bersifat hiporeaktif, ion hidrogen terbukti tidak menganggu reaksi oksidasi-reduksi metabolisme maupun fungsi sel darah putih (netrofil dan makrofag) dan sistem pertahanan tubuh. 

 

3. Ion hidrogen ditoleransi tubuh lebih baik dibanding banyak antioksidan lain dan memiliki toksisitas yang lebih rendah. Dengan demikian, ion hidrogen dapat dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang panjang. 

 

4. Senyawa hidrogen terbukti tidak berpengaruh buruk terhadap parameter fisiologis di dalam darah (suhu darah, tekanan darah, kadar keasaman darah, dan tekanan oksigen di dalam darah). 

 

5. Karena senyawa hidrogen mampu mengatur ekspresi berbagai gen, selain memiliki fungsi sebagai antioksidan, senyawa hidrogen dalam air alkali juga memiliki berbagai fungsi dan kelebihan lain bagi kesehatan, mulai efek antiinflamasi (anti peradangan), antiapoptosis (menghambat kematian sel), antialergi, dan mampu meningkatkan kinerja metabolisme sel-sel tubuh. . 

 

6. Biaya produksi senyawa hidrogen jauh lebih murah dibandingkan biaya produksi antioksidan lain. Ion hidrogen bahkan juga mampu meningkatkan potensi antioksidan lain, misalnya vitamin C, hingga tiga kali lipat apabila dikonsumsi bersama-sama. 

 

Dengan demikian, karena mengandung antioksidan yang melimpah dengan banyak kelebihan dibanding antioksidan lainnya, air alkali tentu memiliki peran dalam menurunkan kadar gula darah sekaligus mencegah berbagai komplikasi diabetes. Selain itu, manfaat tambahan yang diperoleh, pasien mendapatkan suplai antioksidan berkualitas tinggi secara teratur setiap hari, tanpa harus minum suplemen apapun. 

 

 

 

PENGALAMAN KLINIS 

Sejak awal Mei 2016, Klinik Khusus Penyakit Dalam Interna Medika menggabungkan metode minum air alkali ini dengan keempat pilar pengelolaan diabetes para diabetisi yang berobat di klinik kami. 

 

Penggunaan air alkali pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik, jarang sekali timbul efek samping yang mengganggu. 

 

Kalaupun ada, biasanya terjadi pada kurang dari 10% pasien saja, dan itupun sifatnya ringan dan sementara. 

 

Lama evaluasi efektivitas cairan alkali ini pada pasien-pasien diabetes cukup bervariasi. 

 

Beberapa pasien menunjukkan perbaikan gula darah yang sangat baik hanya dalam 1-2 minggu saja, sehingga obat-obat diabetes dapat segera diturunkan secara bertahap, baik dosis maupun jenis obat yang digunakan. 

 

Ada juga pasien diabetes yang memerlukan waktu lebih lama, antara 2-3 bulan sebelum kadar gulanya membaik. 

 

Tapi secara umum, setelah 1-2 bulan, manfaat air alkali ini sudah bisa dirasakan oleh sebagian besar diabetisi. 

 

Manfaat tambahan yang terlihat nyata pada sebagian besar pasien diabetes setelah teratur minum air alkali ini adalah pada kualitas hidup dan sense of well-being yang membaik secara bermakna. 

 

Selain itu, tekanan darah, kolesterol, serta trigliserida pada banyak pasien ikut membaik dan dapat dipertahankan tetap normal tanpa perlu minum obat. Dengan demikian, selain obat-obat antidiabetes bisa bertahap dikurangi, penggunaan obat-obat tambahan seperti obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, dan obat penurun trigliserida juga seringkali tidak lagi diperlukan. 

 

Sejak penggunaan air alkali di klinik kami, terjadi penurunan penjualan obat-obatan secara cukup bermakna di apotek Klinik Interna Medika. 

 

Sebailknya, penggunaan air alkali oleh pasien-pasien dengan berbagai penyakit di klinik kami untuk menggantikan obat-obatan yang biasa dikonsumsinya, rata-rata mencapai 5000 s/d 10.000 liter per bulannya.

 

  

 

PENUTUP 

Menurut pendapat profesional pribadi saya sebagai dokter spesialis penyakit dalam selama 10 tahun terakhir, metode minum air alkali ini berpotensi menjadi pilar kelima dalam pengelolaan diabetes yang mudah, murah, efektif, dan efisien, Cara ini juga akan merubah pendekatan para dokter maupun keluarga dan pasien diabetes dalam mengelola kadar gula darahnya di masa yang akan datang. 

 

Hal ini sejalan dengan pendapat seorang profesor dari Amerika Serikat, guru besar di City College of The City University of Los Angeles, Dr. Felicia Drury Kliment: 

 

“Setelah mengadakan percobaan klinis selama bertahun-tahun pada ratusan pasien dengan hasil yang sangat baik dan konsisten menggunakan cairan alkali yang direstrukturisasi (electrolyzed alkaline water), saat ini merupakan pendapat profesional saya bahwa metode ini akan merevolusi cara seluruh penyedia pelayanan kesehatan dan masyarakat luas dalam memandang dan mengelola kesehatan mereka di tahun-tahun mendatang. Saran saya, minumlah air alkali setiap saat kapanpun Anda bisa.” 

 

 

 

PENELITIAN SEDERHANA 

 

Saya tertarik melakukan penelitian deskriptif sederhana, untuk mengetahui berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan seorang diabetisi yang minum air alkali secara teratur, untuk dapat mengontrol gula darahnya dengan baik tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan diabetes sama sekali. 

 

Berikut ini laporan dua pasien diabetes yang berhasil lepas dari obat hipoglikemik oral hanya dengan minum air alkali secara teratur. Selain obat-obatan dan kontrol teratur, semua pasien juga diinstruksikan untuk menjalani diet yang sehat dan olahraga teratur. 

 

Klinik kami mengadopsi sistem Exercise is Medicine dari American College of Sports Medicine untuk program olahraga para pasien, dan memiliki ahli gizi yang berpengalaman, ramah dan berdedikasi tinggi. 

 

 

PASIEN KE-1. 

 

Ny. R, usia 53 tahun.
Medrec Nomor 115*.
Tinggal di daerah Cilamaya Karawang Timur. 

 

Pertama berobat di klinik Interna Medika 23 Mei 2016, kontrol teratur 1-2 kali per bulan ke klinik. Menderita diabetes sejak 2-3 thun yang lalu.  

 

Gula darah saat pertama kali berobat 207 mg/dl, tertinggi selama berobat di klinik kami adalah 251 mg/dl (Juni 2016, bulan ke-2 pengobatan). 

 

Obat yang kami berikan adalah kombinasi glimepirid (dengan dosis tertinggi 2 mg), pioglitazone 30 mg, dan metformin 850 mg. Sejak pertama kali berobat, pasien rutin mengkonsumsi air alkali secara teratur, rata-rata 2 liter per hari hingga terakhir kontrol tanggal 10 Agustus 2017 (bulan ke-16). 

 

Kadar gula darah sewaktu (GDS) di atas 180 mg/dl terakhir tercatat di bulan September 2016 (bulan ke-5), yaitu 211 mg/dl. 

 

Sejak Oktober 2016 (bulan ke-6 pengobatan), GDS pasien selalu di bawah 180 mg/dl. 

 

Sejak bulan Januari 2017 (bulan ke-9), karena GDS-nya selalu di bawah 180 mg/dl, dan HbA1C-nya cukup baik (7,9 %) obat-obat secara bertahap dicoba untuk dikurangi. 

 

Obat yang terakhir diberikan adalah kombinasi pioglitazone 30 mg dan metformin 850 mg, yang mulai diminum selang sehari sejak Januari 2017. 

 

Di bulan Mei 2017 (bulan ke-13), semua obat diabetes dicoba untuk dihentikan, dan pasien hanya minum air alkali saja untuk gula darahnya. 

 

GDS terakhir setelah obat dihentikan adalah masing-masing 176 mg/dl di bulan Juni, dan 164 mg/dl di bulan Agustus 2017 saat terakhir pasien kontrol di klinik. Saat terakhir kontrol, pasien sudah hampir dua bulan tidak minum obat diabetes. 

 

KESIMPULAN: 

Waktu yang dibutuhkan sejak pasien mengkonsumsi air alkali, sampai gula darahnya stabil terkontrol tanpa minum obat diabetes sama sekali, pada pasien ini adalah 13 bulan (Mei 2016 s/d Juni 2017).

 

 

 

PASIEN KE-2. 

 

Ny. T, usia 56 tahun.
Medrec Nomor 222*
Tinggal di daerah Karaba Karawang Barat. 

 

Pertama berobat di klinik Interna Medika 29 Desember 2016, kontrol teratur 1-2 kali per bulan ke klinik. Menderita diabetes sejak tahun 2009 (8 tahun). 

 

Gula darah saat pertama kali berobat di atas 500 mg/dl (High di Glucometer). 

 

Saat pertama berobat, pasien kami berikan glimepirid 4 mg pagi dan sore dan air alkali dibatasi 1,5 liter per hari (karena pasien juga menderita gagal jantung dan kami berikan diuretik dan obat-obat jantung lainnya). 

 

Obat yang kami berikan adalah glimepirid dengan dosis yang diturunkan secara bertahap sesuai perbaikan gula darah, mulai dari 8 mg/hari, dan terakhir di bulan Juni 2017 dengan dosis 2 mg/hari. 

 

Gula darah turun secara bertahap, yaitu 446 mg/dl dan 328 mg/dl di bulan Januari (bulan ke-2 pengobatan). 

 

Sejak pertama kali berobat, pasien rutin mengkonsumsi air alkali secara teratur, rata-rata 1,5 liter per hari hingga terakhir kontrol tanggal 7 Agustus 2017 (bulan ke-9 pengobatan). 

 

Sejak akhir Juni 2017 (bulan ke-7 pengobatan), karena GDS-nya terakhir cukup baik (141 mg/dl di bulan Mei 2017), dan kadar HbA1C juga membaik dari 8,2 % di bulan April 2017 dan 7,3 % di bulan Juni 2017, konsumsi obat diabetes dihentikan total. Sejak akhir Juni 2017 hingga sekarang, pasien hanya minum air alkali saja untuk diabetesnya. 

 

GDS terakhir setelah obat dihentikan adalah 140 mg/dl, yaitu tanggal 7 Agustus 2017 (bulan ke-9) saat terakhir pasien kontrol. 

 

Saat kontrol terakhir, pasien sudah sekitar 6 minggu tidak minum obat diabetes. 

 

 

KESIMPULAN: 

 

Waktu yang dibutuhkan sejak pasien mengkonsumsi air alkali, sampai gula darahnya stabil terkontrol tanpa minum obat diabetes sama sekali, pada pasien ini adalah 6 bulan (Desember 2016 s/d Juni 2017).

 

 

PENUTUP 

 

Ada beberapa pasien diabetes lain yang gula darahnya bisa terkontrol tanpa obat dan hanya dengan minum air alkali. 

 

Namun karena pasien-pasien yang bersangkutan belum kontrol, belum bisa dilaporkan di sini (moga-moga bisa menyusul). 

 

Ada juga beberapa pasien yang gula darahnya sudah membaik, namun masih teratur minum obat-obatan hipoglikemik oral, namun secara bertahap sudah mulai diturunkan jenis maupun dosis obatnya. 

 

Mohon postingan ini dilihat sekedar sebagai laporan kasus saja, tidak lebih, dan tidak kurang. 

 

Mungkin tidak semua pasien diabetes bisa lepas dari konsumsi obat-obatan hanya dengan minum air alkali. 

 

Malahan, ada beberapa pasien yang masih belum terkontrol gula darahnya, meskipun minum air alkali teratur dan mendapat obat-obatan diabetes dengan dosis yang tinggi. 

 

Laporan kasus ini murni niatnya hanya untuk sekedar berbagi. 

 

Semoga bisa menginspirasi dan membantu keluarga tercinta atau rekannya yang telah lama hidup bersama diabetes. 

 

Karena air alkali telah disetujui penggunaannya oleh Depkes Jepang sejak 1966, dan terbukti aman dikonsumsi masyarakat Jepang selama puluhan tahun, memadukan air alkali dengan obat-obat diabetes mungkin bisa menjadi pilihan terapi yang layak untuk dicoba. 

 

 

 

ASAM & BASA KUAT DARI MESIN ELEKTROLISIS UNTUK LUKA DIABETES DAN LESI KULIT YANG BERAT: LAPORAN KASUS 

 

 

Latar belakang dan sejarah penggunaan cairan yang diproduksi mesin elektrolisis pada berbagai lesi kulit dan luka di berbagai anggota tubuh, mulai dari luka pada diabetes, luka bakar, penyakit kulit yang luas (psoriasis, eritema multiforme dsb), sedikit berbeda dibandingkan penggunaan air alkali. 

 

Para perancang mesin ini dalam upayanya memproduksi air dengan karakteristik seperti air zam-zam dan air-air suci / ajaib lain di berbagai belahan dunia (natural reduced water), menyadari bahwa dengan mesin elektrolisis ini, selain dapat menghasilkan air alkali, mereka mampu memproduksi air dengan pH berapa pun yang mereka inginkan. 

 

Dari mesin ini dapat dihasilkan air yang sifatnya sangat asam, misalnya air dengan pH 2.5 (atau dikenal secara medis sebagai Strong Electrolyzed Oxydizing Water). 

 

Berbeda dengan air alkali, air dengan pH 2.5 sifatnya sangat asam dan mengandung radikal bebas (pro-oksidan) dalam jumlah yang sangat tinggi, sehingga tidak boleh diminum. 

 

Karena kedua sifat ini, cairan ini memiliki kemampuan membunuh kuman yang sangat kuat, dan ternyata juga terbukti dapat mempercepat penyembuhan berbagai kelainan kulit yang berat (seperti luka bakar stadium lanjut, psoriasis berat), hingga berbagai luka yang sulit sembuh pada pasien dengan diabetes. 

 

Tapi uniknya, berbeda dengan larutan asam kuat lain yang bersifat toksik dan iritatif, asam kuat yang dihasilkan mesin elektrolisis tadi ternyata dapat digunakan dengan sangat aman pada kulit dan mukosa manusia. 

 

Singkat kata, berbagai penelitian terus dilakukan untuk melihat aplikasi asam kuat ini pada berbagai bidang ilmu, mulai kedokteran, pertanian, hingga industri makanan. 

 

Dasar penggunaannya di dunia kedokteran, khususnya pada pasien-pasien yang sering dijumpai di praktek sehari-hari, saya temukan di majalah Wounds tahun 2006. 

 

Para ilmuwan di Amerika, Jepang, dan Inggris ternyata telah mengembangkan teknologi yang disebut Microcyn, dengan produk asam kuat dari mesin elektrolisis, yang mereka label dengan nama Dermacyn. Di majalah setebal 19 halaman ini, diungkap pengalaman klinis keberhasilan dan keamanan penggunaan cairan ini pada pasien-pasien dengan luka diabetes, luka pra dan pasca operasi non-diabetes, hingga kasus-kasus luka bakar derajat lanjut. 

 

Dua laporan kasus di bawah ini merupakan pengalaman saya mengelola pasien dengan luka diabetes yang berat dan kelainan kulit yang luas dan kronis.

 

 

LAPORAN KASUS 1: 

 

Seorang wanita, 65 tahun, menderita diabetes lebih dari 10 tahun, gula darahnya sering tinggi, berobat dan kontrol tidak teratur. Satu bulan yang lalu, tanpa disadari, kakinya digigit tikus, sehingga timbul luka yang bernanah. Pasien sudah berobat ke banyak klinik, baik rawat jalan maupun rawat inap, dan dilakukan perawatan luka dengan berbagai cara, tapi luka malah bertambah parah. Akhirnya pasien dirawat di ruang VIP RS Swasta tempat saya praktek di Karawang. 

 

Setelah melihat lukanya, rasa pesimis muncul, “Wah, ini sih pasti ujung-ujungnya konsul bedah, harus didebridement di ruang operasi”, ujar saya dalam hati. 

 

Dari pengalaman kasus-kasus luka diabetes sebelumnya, bahkan luka yang lebih ringan dari luka di atas saja, walaupun mendapat antibiotik yang mahal berspektrum luas, penyembuhannya sangat sulit dan lama. 

 

Keluarga pasien sebenarnya siap untuk dilakukan tindakan operasi, namun sang pasien menolak mentah-mentah karena sangat takut dioperasi, walau telah dijelaskan panjang lebar mengenai penyakitnya ini. 

 

Akhirnya saya mencoba merawat lukanya dengan menggunakan cairan pH 2.5 sesuai literatur di atas. 

 

Tidak ada prosedur yang luar biasa. Saya instruksikan lukanya dibersihkan, ganti perban dan betadine sehari dua kali, tapi sebelum dibersihkan, luka direndam sekitar 10 menit dalam cairan asam kuat tersebut. 

 

Sedikit berbeda dengan literatur di atas, sebelum direndam cairan pH 2.5, saya instruksikan lukanya direndam terlebih dahulu dengan cairan pH 11.5 (basa kuat, yang juga dapat diproduksi oleh mesin yang sama) selama 10 menit. Dasar penggunaan basa kuat ini saya peroleh dari pengalaman klinis di buku salah seorang dokter di Amerika, Dave Carpenter

 

 

Cairan dengan pH 11.5 itu, yang juga tidak boleh dikonsumsi, memiliki sifat sangat basa, mengandung antioksidan dalam jumlah yang besar, memiliki sifat mengikat kuat lemak, dan mampu mengurangi nyeri dan peradangan. 

 

Dokter Carpenter sering menggunakan cairan ini sebagai kompres untuk lutut yang nyeri dan bengkak pada pasien-pasien osteoarthritis yang berobat di kliniknya di Idaho Amerika Serikat. 

 

Terlihat dari gambar luka di atas, banyak sekali pus/debris (lemak) dan jaringan mati. Pasien juga merasa nyeri di daerah luka, walaupun nyerinya tidak sehebat dan tidak proporsional dengan berat lukanya, khas pasien diabetes yang sudah mengalami komplikasi mikroangiopati dan neuropati perifer. 

 

Pasien datang siang hari, perawatan luka pertama dimulai sore harinya. 

 

Saya minta perawat ruangan mengirim foto lukanya besok paginya, setelah dua kali direndam air pH 11.5 dan pH 2.5. Ini foto lukanya setelah dua kali perendaman.

 

Setelah melihat perbaikan yang signifikan setelah baru dirawat satu hari saja, pasien dan keluarganya sangat senang dan sumringah luar biasa. Saya sih pura-pura cool aja, pasang tampang “biasa aja kalee”, walaupun sebenarnya takjub juga. 

 

Perawatan luka dilanjutkan dua kali sampai hari ke-4, dan di hari ke-5 pasien sudah boleh pulang, tanpa sekalipun konsul ke dokter bedah. Perawatan luka dengan cairan pH 2.5 dan 11.5 dilanjutkan di rumah, dan pasien saya anjurkan minum air alkali pH 9.5 secara teratur. 

 

Saat terakhir kontrol 1 bulan setelah pulang perawatan, di daerah luka sudah terbentuk jaringan baru, yang akhirnya sembuh sempurna dalam waktu sekitar 2 bulan. 

 

Keluarganya ngefans berat sama saya sampe sekarang, dan pasien masih sering kontrol ke Klinik Khusus Penyakit Dalam Interna Medika Karawang. 

 

Kadar gula darah dan HbA1C-nya pun terkontrol dengan baik, hanya dengan minum air alkali secara teratur plus satu obat antidiabetes dengan dosis terkecil. 

 

Akhirnya pasien dan keluarganya pun hidup bahagia selamanya.

 

 

 

LAPORAN KASUS KE-2 

 

Kasus kedua pada pasien dengan gangguan kulit berat yang saya sendiri belum tahu apa nama penyakitnya. 

 

Tadinya bila pengobatannya tidak sukses, rencananya akan langsung saya konsulkan ke dokter spesialis kulit. 

 

Pasien ini dikirim seorang dokter umum di Karawang. Sebelumnya Dokter tersebut bilang, “Dok, nanti saya mau kirim pasien yah, pusing saya ngobatinnya. Aneh sekali penyakitnya. 

 

Kulit tangan dan kakinya terkelupas, dan sakit sekali katanya. 

 

Tapi hanya di kaki dan tangan saja, di tempat lain tidak ada. Sudah sebulan terakhir saya terapi, mulai pemberian steroid topikal, macam-macam obat nyeri, sampai steroid oral dosis tinggi, tapi tetap tidak ada perbaikan.” 

 

Saya sempat bilang, “Kalau yang berat kelainan kulitnya sih, rujuk ke Spesialis Kulit dulu kalee.” Tapi pasiennya tetap dirujuk dulu ke klinik saya pagi hari di tanggal 12 Desember 2016. 

 

Seorang laki-laki, 63 tahun, datang dengan keluhan kedua tangan dan kakinya terkelupas dan terasa sangat nyeri, panas, dan perih. 

 

Sudah lebih dari 3 bulan keluhan ini dirasakan, berobat ke beberapa dokter umum, tapi tidak ada perbaikan sama sekali. Dari pemeriksaan tidak didapatkan diabetes, hipertensi, atau penyakit berat lain. Pemeriksaan fisik dan laboratorium masih dalam batas normal. 

 

Sebelum memberi resep, saya wanti-wanti ke pasiennya, “Pak, ini jenis kelainannya saya belum terlalu yakin yah, soalnya penyakitnya jarang. Saya resepkan obat minum untuk nyerinya, cairan untuk merendam tangan dan kaki, dan cairan khusus untuk minum sehari-hari. Bapak kontrol empat hari lagi, bila belum ada perbaikan, akan saya konsulkan ke spesialis kulit yah.” 

 

Empat hari kemudian, pasien dan keluarganya kontrol, masuk ruang praktek saya dengan sumringah, sambil menunjukkan tangan dan kakinya yang sudah bebas nyeri, setelah berbulan-bulan berobat tanpa banyak perubahan. 

 

Saya lupa mendokumentasi foto kakinya, tapi hasilnya mirip seperti tangannya).
Dan akhirnya si bapak dan keluarganya pulang dan hidup bahagia selamanya. 

 

Demikian laporan dua kasus menarik penggunaan cairan asam dan basa kuat pada berbagai kasus yang sering ditemui pada praktek sehari-hari. Semoga bermanfaat, laporan selesai. 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Hobson RW 2nd, Lynch TG, Jamil Z, et al. Results of revascularization and amputation in severe lower extremity ischemia: a five-year clinical experience. J Vasc Surg. 1985;2(1):174–185. 

Park H, Hung YC, Kim C. Effectiveness of electrolyzed water as a sanitizer for treating different surfaces. J Food Prot. 2002;65(8):1276–1280. 

Rutala WA, Weber DJ. New disinfection and sterilization methods. Emerg Infect Dis. 2001;7(2):348–353. 

Tanaka N, Tanaka N, Fujisawa T, et al. The use of electrolyzed solutions for the cleaning and disinfecting of dialyzers. Artif Organs. 2000;24(12):921–928. 

Nelson D. Newer technologies for endoscop disinfection: electrolyzed acid water and disposable-component endoscope systems. Gastrointest Endosc Clin N Am. 2000;10:319–328. 

Dalla Paola L, Brocco E, Senesi A, et al. Use of Dermacyn, a new antiseptic agent for the local treatment of diabetic foot ulcers. 

Journal of Wound Healing. 2005;2:201.
Sekiya S, Ohmori K, Harii K. Treatment of infectious skin defects or ulcers with electrolyzed strong acid aqueous solution. 

Artif Organs. 1997;21(1):32–38.
Ohno H, Higashidate M, Yokosuka T. Mediastinal irrigation with superoxidized water after open-heart surgery: the safety and pitfalls of cardiovascular surgical application. Surg Today. 2000; 30(11):1055–1056. 

Inoue Y, Endo S, Kondo K, et al. Trial of electrolyzed strong acid aqueous solution lavage in the treatment of peritonitis and intraperitoneal abscess. Artif Organs. 1997;21(1):28–31. 

Sakashita M, Iwasawa A, Nakamura Y. Antimicrobial effects and efficacy on habitually hand-washing of strong acidic electrolyzed water—a comparitive study of alcoholic antiseptics and soap and tap water. Kansenshogaku Zasshi. 2002;76(5):373–377.
Martinez-Munive A, Menedez-Skertchly A, Toiber M, et al. Super-oxidized water (Microcyn 60) for mesh hernioplasty in grossly contaminated fields: an experimental study. SE 163. Presented at the American College of Surgeons 91st Annual Clinical Congress in San Francisco, California, October 16–20, 2005. 

Landa-Solis, González-Espinosa D, Guzman B, et al. Microcyn a novel super-oxidized water with neutral pH and disinfectant activity. J Hosp Infect. (2005;61(4):291–299. 

Yahagi N, Kono M, Kitahara M, et al. Effect of electrolyzed water on wound healing. Artif Organs. 2000;24(12)984–987 

Tanaka H, Hirakata Y, Kaku M, et al. Antimicrobial activity of superoxidized water. J Hosp Infect. 1996;34(1):43–49. 

Nakae H, Inaba H. Effectiveness of electrolyzed oxidized water irrigation in a burn-wound infection model. J Trauma. 2000;49(3):511–514. 

Sekiya S, Ohmori K, Harii K. Treatment of infectious skin defects or ulcers with electrolyzed strong acid aqueous solution. Artif Organs. 1997;21(1):32–38. 

Landa-Solis C, Gonzalez-Espinosa D, Guzman-Soriano B, et al. Microcyn: a novel super-oxidized water with neutral pH and disinfectant activity. J Hosp Infect. 2005;61(4):291–299. 

Dalla Paola L, Brocco E, Senesi A, Ninkovic S, Mericvo M, De Vido D. Use of Dermacyn, a new antiseptic agent for the local treatment of diabetic foot ulcers. J Wound Healing. 2005;2:201. 

Martínez de Jesús F. A prospective, randomized, single blinded study with neutral pH-super oxydized water in diabetic patients with infected feet ulcers. Submitted 2005. Unpublished data.

 

 

 


 

 

Setia Kangen Water Bali telah diuji oleh penderita gagal ginjal dan kesaksian mereka sama semua, jadi bisa minum air lebih banyak dan keadaan ginjal mempunyai perubahan yang lebih baik, silahkan klik untuk melihat kesaksian mereka

 

Silahkan klik link ini untuk melihat beberapa kesaksian pelanggan depo Setia Kangen Water Bali

 

Silahkan klik link ini untuk melihat sertifikat kesehatan depo Setia Kangen Water Bali

 

Silahkan klik link ini untuk melihat beberapa contoh instalasi depo Setia Kangen Water Bali

 

Silahkan klik link ini untuk melihat penjelasan kangen water oleh dokter dari berbagai negara

 

Silahkan klik link ini untuk melihat kumpulan demo mesin kangen water

 

Silahkan klik link ini untuk berlangganan Setia Kangen Water Bali untuk keluarga anda tercinta