Setia Kangen Water Bali Delivery Service

Screenshot_10-removebg-preview

Resiko Rutin Mengkonsumsi (Banyak) Protein Hewani

 
 
  

Banyak orang mengira bahwa protein hewani adalah satu-satunya cara membentuk otot.   

 

 

Sejatinya tidak begitu. Apapun protein yang diasup, tubuh harus memecahnya dulu menjadi asam aminio dan disusun ulang agar terserap. 

Protein hewani memang memiliki asam amino dalam jumlah banyak, tapi kelengkapan tersebut membuat ia memiliki kerumitan tersendiri dalam memecah dan merangkai ulang. 

Dan rentan sekali terjadi cacat dalam rangkai ulang tersebut. Salah satu manifestasinya adalah penumpukan sampah dalam sel. 

 

Dengan menggunakan analogi hewan juga bisa didapat fakta sebenarnya. 

 

Hewan herbivora (pemakan tumbuhan) mayoritas memiliki kapasitas otot dan tenaga serta konstan yang lebih besar ketimbang hewan karnivora (pemakan daging). Bandingkan kehidupan singa, macan, dan sejenisnya dengan kuda, rusa, kerbau, gorila dan lainnya. Hewan karnivora memang banyak yang cepat dalam berlari, tapi mereka tidak sanggup berlari lama. Dan untuk mencerna apa yang mereka makan, hewan karnivora butuh waktu istirahat dan tidur yang lebih panjang dari waktu aktif mereka. Bandingkan dengan hewan herbivora.  

 

 

 

Manusia memang omnivora (pemakan segala) tapi sejatinya sistem cerna manusia lebih pas mengkonsumsi tumbuhan selayaknya herbivora. Lambung, usus, dan kerja ginjal serta hati rentan berangsur mengalami kerusakan saat mengkonsumsi rutin protein hewani. Fungsi tubuh juga rentan mengalami akselerasi kerusakan lebih dini ketimbang mereka yang hidup patuh pada aturan alam. Mereka yang menyalahi aturan makan ini juga rentan terkena penyakit perubahan sifat sel menjadi radikal seperti kanker atau penyakit gaya hidup seperti darah tinggi, aneka penyumbatan, kerusakan organ vital, hingga stroke.  

 

 

 

Manusia sesuai karakter sistem cernanya didisain untuk banyak mengkonsumsi biji-bijian, buah dan sayuran. Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam bentuk segar memberi manfaat maksimal. Dengan kata lain, kualitas hidup sebagai manifestasi dari kesehatan lebih mudah didapat bila patuh pada aturan alam dan melakukannya secara benar. 

 

Ditulis oleh Erikar Herlambang

   

 

 

Enzim

 

25 gram serat/hari